Kepada Puisi Kau adalah mata, aku air matamu. (2003) Matakata Matakata menyala melihat tetes darah di matapena. (2004) Aku Tidak Bisa Berjanji Aku tidak bisa berjanji akan datang ke dalam pesta Sajakku hanya sisa tangis seorang bocah yang ditinggal Bocah itu tampak bahagia duduk bersamamu di pesta. (2004) Puisi Telah Memilihku Puisi telah memilihku menjadi celah sunyi (2007) Gambar Hati Versi Penyair Seperti dua koma bertangkupan. (2007) Sajak Panjang Apa nama jalan menuju judul, sajakku? (2007) Pembangkang Ia termenung sendirian di gardu gelap di ujung jalan. (2007)
di mana akan kaupertemukan aku dengan sajak-sajakku,
seperti mempertemukan dua anak rantau yang lama
memendam rindu tapi pura-pura sungkan bertemu.
ibunya pergi cari obat dan tidak juga kembali, sementara
panas tubuhnya terus meninggi. “Cepat pulang, Bu!”
Tapi aku tidak bisa berjanji akan datang ke sana.
di antara baris-barisnya yang terang.
Dimintanya aku tetap redup dan remang.
Dua koma dari dua kamus yang berbeda
dan tanpa janji bertemu di sebuah puisi.
Namanya jalan panjang, penyairku.
Tidak jelas, ia peronda yang kesepian
atau pencuri yang kebingungan.
Dari arah belakang muncul seorang pengarang
yang kehilangan jejak tokoh cerita
yang belum selesai ditulisnya.
“Kucari-cari dari tadi, ternyata sedang
melamun di sini. Ayo pulang!”
Dari pada harus pulang, ia pilih lari ke seberang.
Senin, 03 Agustus 2009
Sajak-Sajak Joko Pinurbo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar