Senin, 03 Agustus 2009

Sajak-Sajak Joko Pinurbo

Kepada Puisi

Kau adalah mata, aku air matamu.

(2003)

Matakata

Matakata menyala melihat tetes darah di matapena.

(2004)

Aku Tidak Bisa Berjanji

Aku tidak bisa berjanji akan datang ke dalam pesta
di mana akan kaupertemukan aku dengan sajak-sajakku,
seperti mempertemukan dua anak rantau yang lama
memendam rindu tapi pura-pura sungkan bertemu.

Sajakku hanya sisa tangis seorang bocah yang ditinggal
ibunya pergi cari obat dan tidak juga kembali, sementara
panas tubuhnya terus meninggi. “Cepat pulang, Bu!”

Bocah itu tampak bahagia duduk bersamamu di pesta.
Tapi aku tidak bisa berjanji akan datang ke sana.

(2004)

Puisi Telah Memilihku

Puisi telah memilihku menjadi celah sunyi
di antara baris-barisnya yang terang.
Dimintanya aku tetap redup dan remang.

(2007)

Gambar Hati Versi Penyair

Seperti dua koma bertangkupan.
Dua koma dari dua kamus yang berbeda
dan tanpa janji bertemu di sebuah puisi.

(2007)

Sajak Panjang

Apa nama jalan menuju judul, sajakku?
Namanya jalan panjang, penyairku.

(2007)

Pembangkang

Ia termenung sendirian di gardu gelap di ujung jalan.
Tidak jelas, ia peronda yang kesepian
atau pencuri yang kebingungan.
Dari arah belakang muncul seorang pengarang
yang kehilangan jejak tokoh cerita
yang belum selesai ditulisnya.
“Kucari-cari dari tadi, ternyata sedang
melamun di sini. Ayo pulang!”
Dari pada harus pulang, ia pilih lari ke seberang.

(2007)

0 komentar:

Video Cantik

 
template by Cantrik Cilik ada di sendang-kapit-pancuran.blogspot.com